Perbedaan Pembelajaran Mind Full, Mining Full dan Joyfull Beserta Contohnya
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti baru-baru ini mengungkap rencana besar dalam dunia pendidikan Indonesia. Dalam sebuah pernyataan yang cukup menarik perhatian, beliau menyoroti konsep “Deep Learning” sebagai dasar pembaruan kurikulum, dengan menekankan bahwa kecerdasan manusia tetap lebih unggul daripada kecerdasan buatan (AI). Meskipun Kurikulum Merdeka saat ini masih dalam tahap implementasi dan belum sepenuhnya merata di seluruh sekolah di Indonesia, evaluasi dan pembaruan terus dilakukan untuk memperbaiki sistem pembelajaran kita.
Mengapa Deep Learning? Menjadikan Pembelajaran Lebih Fokus dan Bermakna
Menurut Abdul Mu'ti, ke depan, arah pembelajaran akan ditekankan pada pendalaman materi. Konsepnya sederhana namun efektif: mengemas materi agar lebih padat namun tetap disampaikan secara mendalam. Dengan cara ini, siswa tidak hanya menghafal, tetapi benar-benar memahami esensi dari setiap materi yang diajarkan.
Dalam pembaruan ini, Abdul Mu'ti menjelaskan ada tiga metode utama dalam pendekatan pembelajaran yang diterapkan, yaitu Pembelajaran Mind Full, Mining Full, dan Joy Full. Yuk, kita lihat satu per satu konsep dari ketiga metode ini!
1. Pembelajaran Mind Full: Menghadirkan Kesadaran dalam Setiap Interaksi Belajar
Pada konsep Pembelajaran Mind Full, baik guru maupun siswa diajak untuk terlibat dengan penuh kesadaran dalam proses belajar mengajar. Ini lebih dari sekadar menyampaikan materi; guru diharapkan peka terhadap keunikan karakter dan kemampuan siswa masing-masing. Dalam proses ini, peran guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai fasilitator yang memahami kebutuhan siswa secara individual.
Contoh praktisnya, saat belajar tentang jenis-jenis air, siswa diminta untuk menyebutkan berbagai jenis air yang mereka tahu. Guru kemudian akan mengarahkan mereka untuk memahami jenis air dalam konteks tertentu, misalnya air yang bisa digunakan dalam ibadah. Proses ini membuat siswa tidak hanya mengetahui, tetapi juga memahami konteks di balik pengetahuan yang mereka dapatkan.
2. Pembelajaran Mining Full: Menggali Manfaat dari Setiap Ilmu yang Dipelajari
Selanjutnya, ada Pembelajaran Mining Full. Di sini, siswa diajak untuk memahami tujuan dan manfaat dari setiap pelajaran yang mereka pelajari. Sering kali, siswa merasa belajar hanyalah kewajiban tanpa mengerti kegunaan sebenarnya. Dalam metode Mining Full, guru dituntut untuk menjelaskan manfaat dari setiap topik pembelajaran, sehingga siswa tidak hanya belajar untuk nilai, tetapi juga memahami aplikasi nyatanya.
Misalnya, dalam pelajaran sains, guru bisa menjelaskan bagaimana konsep ilmiah yang dipelajari siswa dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, dari hal sederhana seperti mengelola limbah rumah tangga hingga hal yang lebih kompleks seperti pemanfaatan energi terbarukan. Hal ini akan memupuk motivasi siswa untuk benar-benar menguasai ilmu tersebut, karena mereka paham kegunaannya dalam kehidupan nyata.
3. Pembelajaran Joy Full: Menciptakan Lingkungan Belajar yang Menyenangkan Tanpa Kehilangan Fokus Edukasi
Pembelajaran Joy Full bukan sekadar membuat kegiatan belajar menjadi lebih ceria. Konsep ini mencakup bagaimana siswa dapat menemukan kesenangan dalam penemuan dan penerapan ilmu baru. Abdul Mu'ti menekankan bahwa pembelajaran yang menyenangkan bukan berarti sekadar bermain, tetapi bagaimana pengetahuan itu dapat membuat siswa merasa lebih antusias dalam belajar.
Dalam kelas yang menerapkan Joy Full, siswa bisa diajak untuk memecahkan masalah sehari-hari dengan ilmu yang baru mereka pelajari. Misalnya, dalam pelajaran matematika, siswa bisa dilibatkan dalam proyek sederhana seperti menghitung biaya makanan yang mereka makan selama seminggu. Hal ini memungkinkan mereka untuk menerapkan konsep matematika dengan cara yang praktis dan relevan.
Ketiga metode ini diterapkan dalam satu konsep besar yang disebut Deep Learning, di mana siswa diajak untuk memahami, mengingat, dan menerapkan ilmu yang mereka peroleh dengan lebih mendalam. Berbeda dengan pendekatan pembelajaran permukaan yang hanya berfokus pada hafalan, Deep Learning bertujuan untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan aplikatif. Siswa bukan hanya diharapkan untuk mengetahui fakta, tetapi juga memahami manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga, langkah ini menjadi awal dari sistem pendidikan yang lebih inklusif, relevan, dan bermakna bagi siswa di seluruh Indonesia.
Post a Comment for "Perbedaan Pembelajaran Mind Full, Mining Full dan Joyfull Beserta Contohnya"